https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Harga Cabai dan Telur Berbanding Terbalik di Pasar Lamongan – Layar Indonesia

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Harga Cabai dan Telur Berbanding Terbalik  di Pasar Lamongan

Harga Cabai dan Telur Berbanding Terbalik di Pasar Lamongan

Layarindonesia.com, Lamongan – Meski sempat mengalami penurunan, namun kini harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Lamongan kembali naik. Jika kemarin harga cabai rawit Rp 14 ribu per kilogram, saat ini berada di kisaran Rp 17 ribu per kilogram.

Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah pun juga mengalami kenaikan. Diketahui, harga cabai merah besar yang sebelumnya di kisaran Rp 11 ribu, kini menjadi Rp 15 ribu per kilogram.

“Sama dengan cabai rawit, harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan, rata-rata Rp 4 ribu per kilogramnya,” ujar salah seorang pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan, Saroh, Rabu (15/9/2021).

Kendati harga cabai mengalami kenaikan, tetapi harga telur ayam ras justru terus mengalami penurunan tiap harinya. Kini, harga telur tersebut di kisaran Rp 19 ribu di tingkat pedagang pasar tradisional. “Sedangkan telur harganya malah turun, Mas. Turun Rp 1.500 dari harga sebelumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan, M Zamroni menyampaikan, bahwa harga cabai memang sedang mengalami kenaikan secara perlahan hampir di semua pasar tradisional yang ada di Kabupaten Lamongan.

“Penyebab terjadinya kenaikan harga cabai ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena berakhirnya musim panen di kalangan petani cabai saat ini,” terang Zamroni, Rabu (15/9/2021), hari ini.

Lebih lanjut, Zamroni membeberkan, bahwa untuk turunnya harga telur ini dikarenakan lesunya daya pasar. Menurutnya, hal itu terjadi karena imbas dari diberlakukannya PPKM pada sektor industri olahan makanan berbahan telur, seperti roti dan lain-lain.

“Telur memang turun harganya. Penyebabnya karena permintaan menurun mas, bukan karena over produksi. Imbas dari PPKM, banyak usaha yang biasanya memanfaatkan telur sebagai bahan olahan, kini kurang jalan usahanya. Serta konsumsi rumah tangga juga banyak yang berkurang,” jelasnya.

Berdasarkan data yang diserap dari Disperindag per hari ini, selain harga cabai dan telur ayam ras, sejumlah harga bahan pokok di Lamongan juga mengalami naik turun, di antaranya harga tomat, wortel dan buncis, saat ini berada di kisaran Rp 12.000, yang mengalami kenaikan cukup beragam, mulai Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk harga daging ayam boiler, diketahui saat ini mengalami penurunan sekitar Rp 3 ribuan, kini harganya pun menjadi Rp 34 ribu per kilogram di tingkat pasar tradisional yang ada di Kabupaten Lamongan.(brj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *