https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

komisi ix – Layar Indonesia

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Anggota Komisi IX Tegaskan Klaster Sekolah Nyata

Anggota Komisi IX Tegaskan Klaster Sekolah Nyata

Layarindonesia.com, Jakarta – Sebanyak 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah dinyatakan terpapar COVID-19. Hal ini dinilai perlu menjadi perhatian bahwa klaster sekolah itu nyata.

“Ini harus jadi perhatian bersama, bahwa klaster sekolah Indonesia kan sudah menjadi perhatian WHO, artinya apa bahwa kita harus hati-hati, harus waspada bahwa klaster sekolah di kita itu nyata, perlu perhatian dan dampak di lapangan kan sudah ada,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).

Handoyo mengatakan perlu adanya konsolidasi secara menyeluruh terkait persiapan sekolah tatap muka. Sebab dia menyebut meski pemerintah mengizinkan sekolah atap muka namun perlu dibarengi dengan kesiapan penerapan di lapangan.

“Maka perlu konsolidasi secara menyeluruh terhadap kesiapan tatap muka semuanya, meskipun pemerintah memberikan lampu hijau, tapi lampu hijau itu harus disikapi di lapangan dengan persiapan yang matang,” kata Handoyo.

“Ntah itu dari sisi kesiapan, jumlah peserta didik yang maksimal boleh hadir, seyogyanya itu di ujicoba dulu, apakah bergantian, tapi ketika masuk dalam satu minggu itu bisa jadi sehari atau dua hari bimbingan guru, teknisnya di rumah belajar apa itu yang harus disiapkan,” sambungnya.

Pengawasan dan kontrol dari pihak sekolah juga diminta untuk dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan guna memastikan penerapan protokol kesehatan.

“Bagaimana fungsi pengawasan dan kontrol di lapangan harus taat dan ketat, misalnya para guru betul-betul mengawasi pelaksanaan jangan sampai anak berkerumun, protokol kesehatan,” tuturnya.

Dia juga meminta pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk tidak memaksakan diri dalam penerapan pembelajaran tatap muka.

“Oleh karena itu, kepada sekolah dan daerah jangan memaksakan diri kalau belum siap, kalau sudah siap baru ujicoba, kalau berhasil baru tambah siswanya,” kata Hadoyo.

90 Siswa SMPN di Purbalingga Terpapar Corona

Diketahui, sebanyak 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah dinyatakan terpapar COVID-19. Hal itu diketahui setelah para siswa menjalani rapid test antigen yang digelar oleh pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga Senin (20/9) kemarin.

“Awalnya ada yang bergejala, Kepala sekolah kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan tes (COVID-19) ternyata hasilnya ada 90 yang dinyatakan positif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikantono, Selasa (21/9/2021)

Menurut Hanung, sebelumnya SMP N 4 Mrebet telah melakukan pembelajaran selama dua minggu. Padahal sekolah itu belum diperiksa oleh tim Satgas COVID-19 kabupaten untuk mendapatkan izin menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

“Pembelajaran itu kabarnya sudah berlangsung satu sampai dua minggu, aturannya kalau ada PTM diminta atau tidak kan kita cek dulu, jadi kita tahu kesiapannya” ujarnya

Mendapati adanya ledakan kasus itu, pihaknya akan melaksanakan isolasi terpusat bagi 90 siswa yang dinyatakan positif corona. Saat ini Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah menyiapkan gedung eks SMP N 3 Purbalingga sebagai tempat karantina.

Hanung menambahkan 90 siswa yang dinyatakan positif Corona tidak menunjukkan gejala berat. Namun untuk kehati-hatian menurutnya penanganan terbaik adalah tetap menjalankan isolasi terpusat.

(dtk)

Komisi IX dan IDI Minta Nakes di Papua Dipindah ke Tempat Lebih Aman

Komisi IX dan IDI Minta Nakes di Papua Dipindah ke Tempat Lebih Aman

Layarindonesia.com, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengutuk aksi biadab KKB terhadap tenaga kesehatan di Papua. Dia menilai KKB telah melanggar aturan soal perang.

“Saya menyampaikan rasa dukacita yang mendalam kepada keluarga mendiang Gabriela Meilan. Apa yang dilakukan teroris KKB terhadap Gabriela Meilan dan kawan-kawan adalah aksi teror yang paling biadab, karena menjadikan para nakes sebagai sasaran kekerasan,” ucap Charles kepada wartawan, Jumat (17/9/2021).

“Aksi kekerasan yang menyasar para nakes dalam konflik keamanan di Papua seharusnya tidak terjadi. Sebab, dalam kondisi peperangan sekalipun, ada etika yang memasukkan nakes (selain perempuan dan anak) sebagai salah satu pihak yang tidak boleh mendapat kekerasan, apalagi dibunuh, oleh pihak manapun,” sambungnya.

Politikus PDIP ini menilai tenaga kesehatan memiliki peran penting di area konflik. Dia mengatakan tenaga kesehatan akan memberikan pertolongan kepada siapapun tanpa pandang bulu.

“Seandainya pun KKB tersebut membutuhkan pertolongan kesehatan dari para nakes, maka atas nama kemanusiaan para nakes tersebut pasti akan menolong mereka. Karenanya, tindakan tidak manusiawi terhadap para pejuang kemanusiaan adalah tindakan paling biadab,” ujarnya.

Charles meminta para tenaga kesehatan di daerah rawan konflik di Papua untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Dia juga berharap TNI-Polri segera menumpas KKB.

“Melihat gangguan keamanan yang terus terjadi di Papua dan KKB tidak lagi menjunjung etika konflik, saya meminta para nakes yang bertugas di daerah rawan konflik untuk ditarik, demi tidak adanya lagi para nakes yang menjadi korban teroris KKB,” kata Charles.

“Tentu sambil mendorong aparat TNI untuk menumpas habis para teroris KKB yang sedang cari perhatian jelang perhelatan PON XX di Papua,” imbuhnya.

Nakes Papua Dilecehkan hingga Tewas

Aksi biadab anggota teroris KKB di Pegunungan Bintang, Papua, ini diungkapkan oleh seorang tenaga kesehatan yang berhasil selamat, Marselinus Ola Attanila. Dia bersama delapan orang tenaga kesehatan lainnya telah tiba di Jayapura pada Jumat (17/9/2021) pagi usai dievakuasi menggunakan helikopter TNI.

“Kami tidak pernah terpikir kalau akan terjadi penyerangan terhadap kami (Nakes) sehingga kami diam tenang,” ujar Marselinus mengawali kisahnya, saat ditemui wartawan di Lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Jayapura.

Dia mengatakan peristiwa ini terjadi Senin (13/9). Pada pukul 07.00 WIT, para nakes yang tengah bertugas di Puskesmas Kiwirok mendapat informasi dari masyarakat bahwa teroris KKB akan menyerang TNI-Polri.

Saat itu, para nakes diminta tetap tenang dan bersiaga untuk langsung memberi perawatan korban luka dari penyerangan itu. Pada pukul 09.00 WIT baku tembak antara TNI-Polri dengan teroris KKB mulai terjadi, sementara para nakes tetap bersiaga di puskesmas.

Pernyataan teroris KKB yang sebelumnya menjamin keamanan nakes ternyata hanya bohong belaka. Para teroris KKB kemudian menyerang puskesmas sekitar pukul 09.05 WIT.

Kaca-kaca dipecahkan dan langsung disiram bensin lalu dibakar. Melihat para nakes melarikan diri dari puskesmas yang terbakar, anggota teroris KKB langsung mengejar mereka.

“(Nakes) Lukas bersama Suster Siti, Dokter Geral lari kearah Mado lalu dihadang teroris KKB dan dipukuli dengan balok kemudian digiring ke jurang dan ditendang jatuh ke jurang,” ujarnya.

Marselinus bersama tiga rekan wanitanya yang juga nakes berlari dari puskesmas menuju rumah warga. Namun teroris KKB yang memegang senjata semakin dekat dengan mereka sehingga mereka melompat ke jurang.

Para teroris KKB itu tetap mengejar mereka. Marselinus mengatakan para teroris KKB menangkap nakes wanita yang ikut lompat ke jurang dan melakukan pelecehan seksual. Seorang suster tewas akibat penganiayaan yang dilakukan teroris KKB tersebut.

“Kemudian ketiga suster ini ditelanjangi dengan cara merobek pakaiannya dengan parang. Setelah ditelanjangi kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Paha mereka ditikam, muka ditonjok, dan pelecehan seksual hingga pingsan. Akhirnya ditinggalkan, karena mungkin dikira sudah mati, sehingga didorong lagi ke dalam jurang yang lebih dalam sekitar 300 meter,” ujarnya.

IDI Minta Nakes Ditarik ke Tempat Aman

PB IDI menyampaikan dukacita atas gugurnya tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, akibat ulah keji teroris KKB. PB IDI meminta pemerintah memindahkan para nakes di Papua ke tempat yang lebih aman.

“Meminta kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk sementara menarik tenaga kesehatan ke tempat yang lebih aman. Meminta kepada aparat keamanan untuk menindak tegas para pelaku tindak kekerasan dan anarkistis agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih melalui keterangan tertulis, Jumat (17/9) (dtk)