Layarindonesia.com, Surabaya – Komunitas Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya, Jawa Timur, mengingatkan nahdiyin (warga NU) tidak membawa nama besar organisasi ke kancah politik praktis.
Dalam siaran pers diterima di Surabaya, Sabtu, imbauan tersebut juga untuk mengingatkan kepada warga NU agar mematuhi kebijakan Ketua PBNU untuk kembali ke khitah organisasi tahun 1962.
“Imbauan ini sangat penting kami lakukan dan kami sudah melakukan aksi sebagai bentuk pengingat. Aksi dilakukan di Surabaya pada hari Jumat (4/2),” ujar perwakilan Komunitas Keluarga Besar NU Surabaya Burhan.
Selain aksi membentangkan spanduk dan orasi, pihaknya juga mengeluarkan surat edaran yang intinya mengajak warga NU mengawal pelaksanaan Pemilihan Umum 2024 agar berjalan lancar dan sukses.
Pada surat edaran juga ditegaskan bahwa warga NU tidak akan mendukung langsung pasangan calon presiden dan wakil presiden dari partai politik mana pun demi menjaga netralitas.
“Kami warga NU akan mendukung keputusan PBNU untuk tidak mendukung salah satu pasangan calon yang didukung oleh partai politik. Akan tetapi, NU bekerja sama mendukung semua program yang akan dilaksanakan oleh Presiden terpilih untuk kemajuan bangsa, persatuan, dan kesatuan,” ucapnya.
Aksi yang dilakukan di depan Tugu Pahlawan, kata dia, sebagai bagian dari mengawal pidato Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf yang mengatakan bahwa NU mengakomodasi semua kader terbaik bangsa.
“Secara pandangan politik, NU tidak akan mendukung salah satu calon maupun partai politik tertentu. NU adalah milik kita semua,” tuturnya. (atr)
