https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

KESEHATAN – Page 5 – Layar Indonesia

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Kapolri Minta Maksimalkan Prokes dan Vaksin, Upaya Cegah Lonjakan Kasus Baru

Kapolri Minta Maksimalkan Prokes dan Vaksin, Upaya Cegah Lonjakan Kasus Baru

Layarindonesia.com – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta kepada jajarannya tetap menyiapkan segala upaya dan antisipasi guna mencegah terjadinya lonjakan baru Covid-19. Terlebih saat ini mulai dilakukan pelonggaran aktivitas masyarakat.

“Persiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap pelonggaran agar tidak terjadi lonjakan kasus kembali,” kata Sigit, Selasa (12/10).

Menurut Sigit, salah satu upaya untuk mencegah laju pertumbuhan Covid-19 yakni tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Seperti 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Serta penguatan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) serta percepatan vaksinasi.

Dalam melakukan antisipasi lonjakan di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat, Sigit meminta kepada seluruh Polda jajaran untuk memaksimalkan aplikasi PeduliLindungi. Platform tersebut harus disediakan di segala lini pusat aktivitas warga. Sehingga, akselerasi vaksinasi masyarakat dapat maksimal dilakukan.

“Maksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Pengawasan terhadap masyarakat dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Apabila ditemukan kategori kuning atau merah berikan pelayanan vaksin dengan menyediakan gerai vaksinasi maupun vaksin mobile,” imbuhnya.

Lebih dalam, Sigit juga menyatakan perlu adanya antisipasi dini untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 seperti MU dan Lamda dari luar negeri yang disebabkan dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Terkait dengan kebijakan Pemerintah yang berencana ingin membuka pintu bagi wisatawan asing maupun WNI yang pulang dari luar negeri, Sigit berharap adanya antisipasi dan pengawasan penanganan Covid-19 yang ekstra ketat. Pasalnya, masih ada beberapa permasalahan yang terjadi untuk pengelolaan teknis karantina.

“Tolong dicek lagi sistem pengamanan seperti apa, apalagi kalau sudah dibuka SOP-nya betul-betul dilaksanakan. Jangan kemudian kita abai, lengah dan apa yang kita lakukan selama ini sia-sia. Jadi ini adalah konsekuensi kelonggaran kita berikan bertahap namun bisa kita ukur sehingga semua bisa terkendali,” pungkas Sigit.

(jwp)

Penandatanganan Soft Launching Medical Tourism oleh Walikota Surabaya

Penandatanganan Soft Launching Medical Tourism oleh Walikota Surabaya

Layarindonesia.com, Surabaya– Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar soft launching Medical Tourism Surabaya dan penandatanganan nota kesepakatan bersama tentang penyelenggaraan layanan wisata medis (medical tourism) di Kota Surabaya, Senin (27/9/2021).

Adapun penandatanganan nota kesepakatan bersama ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) wilayah Jawa Timur Dr Dodo Anondo, Ketua DPD Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) atau asosiasi agensi tur perjalanan Jatim Imam Mahmudi, Ketua Astindo Jawa Timur Yongky Yanwitarko, dan Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jatim Dwi Cahyono.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan medical tourism atau wisata medis ini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Kota Surabaya. Sebab, Surabaya memiliki potensi besar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Surabaya maupun di Indonesia Timur.

“Jika kita bisa melakukan pelayanan ini, maka secara otomatis akan menggerakkan ekonomi, pariwisata, perhotelan, restoran dan semuanya yang ada di Kota Surabaya,” kata Eri.

Ia juga menjelaskan lebih detail sistem kerjasama itu. Nantinya, Medical Tourism Surabaya ini akan berbentuk sebuah aplikasi yang saat ini terus dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair). Dalam aplikasi yang merupakan produk bersama itu, nantinya akan ada rumah sakit beserta layanan unggulannya serta biayanya, ada pariwisatanya, perhotelannya, restoran dan berbagai fasilitas lainnya.

Makanya, ketika ada orang sakit dan berobat ke Kota Surabaya, pasti ada keluarganya yang ikut, sehingga sebelum dia berangkat ke Surabaya, sudah daftar duluan arahnya nanti ke mana saja, mulai rumah sakitnya dimana, hotelnya di mana, dan akan berkunjung ke mana. Bahkan, nantinya akan dijemput dari bandara menggunakan ambulancenya dari mana.

“Itu sudah dirancang sejak awal, karena semuanya ini akan terangkai menjadi satu bagian,” tegasnya.

Eri menjelaskan bahwa sekitar 70 persen orang Indonesia berobat ke luar negeri, dan dari 70 persen itu, sebagian besar adalah warga Kota Surabaya. Padahal, pengobatan di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri.

Ia juga menceritakan pernah bertemu dengan seseorang yang menyampaikan bahwa awalnya orang tersebut tidak bisa didiagnosa di Surabaya, lalu dia ke luar negeri dengan menggunakan jet pribadi. Ternyata, sampai di luar negeri hasilnya sama dengan diagnosa di Kota Surabaya, sehingga dia menyampaikan bahwa sebenarnya dokter di Surabaya itu tidak kalah hebatnya dengan di luar negeri, karena hasil diagnosanya sama.

“Dari situ saya sadar bahwa kita punya kekuatan sebenarnya. Kita punya tenaga kesehatan yang hebat, punya rumah sakit yang hebat, sehingga bagaimana tugas kita sekarang untuk menggandengkan semua pelayanan itu. Nah, kalau itu bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di Surabaya, kenapa harus pergi berobat di luar negeri,” katanya.

Oleh karena itu, ia sangat yakin dengan kerjasama ini akan bisa mewujudkan medical tourism itu. Ia juga memastikan bahwa pelayanan ini dilaunching pada 10 November mendatang, sehingga pelayanannya juga bisa dimulai pada hari itu juga.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih mengatakan kerjasama ini akan menjadi bagian dari catatan sejarah Surabaya dan bahkan Indonesia. Sebab, sudah bisa menghadirkan sebuah aktivitas yang menjanjikan, yaitu medical tourism.

“Boleh saja kemerdekaan itu diproklamirkan di Jakarta, tetapi perjuangan untuk terus mengibarkan dan justru pahlawan kemerdekaan itu justru berasal dari Surabaya dengan 10 Novembernya yang sungguh luar biasa, dan apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi catatan sejarah juga dari Kota Surabaya,” kata Prof Nasih.

Ia juga mengakui bahwa dalam jangka pendek, dia tidak terlalu berharap ada orang luar negeri berobat ke Indonesia. Namun, jangka pendeknya adalah mereka yang selama berobat ke luar negeri dapat dicegah dengan pelayanan yang sebaik-baiknya dan fasilitas yang sangat bagus di Kota Surabaya.

“Kuncinya menurut saya adalah koordinasi dan kerjasama serta integrasi diantara semua komponen ini, ya dokternya, rumah sakitnya, dan semuanya termasuk pemkot yang harus terus bersama-sama demi mensukseskan inovasi ini,” tandasnya. [brj]

Komisi D: Anggaran Dinkes Surabaya Naik, Komitmen Walikota Surabaya terhadap Kebutuhan Masyarakat akan Layanan Kesehatan Bagus

Komisi D: Anggaran Dinkes Surabaya Naik, Komitmen Walikota Surabaya terhadap Kebutuhan Masyarakat akan Layanan Kesehatan Bagus

Bintangpos.com, Surabaya  – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mendapat kenaikan anggaran cukup tinggi pada perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD Surabaya 2021. Total kenaikannya mencapai Rp277,063 miliar, dari anggaran semula Rp950,698 miliar menjadi Rp1,227 triliun.

Banyaknya anggaran yang diterima Dinkes Surabaya ini, mendapat sorotan dari Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, yang secara khusus mewanti-wanti dinkes agar bisa membelanjakan anggarannya tepat sasaran, tepat waktu dan tidak ada kebocoran.

“Salah satu anggaran untuk dinas yang paling besar adalah Dinkes Surabaya. Itu artinya, komitmen Wali Kota Surabaya Pak Eri Cahyadi untuk memberikan layanan kesehatan kepada warganya sangat bagus,” kata Khusnul, Kamis (23/9/2021).

Menurutnya, penambahan anggaran yang mencapai ratusan miliar itu digunakan untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 2.832 orang. Rinciannya nakes PNS sebanyak 1.098 orang dan nakes non PNS sebanyak 1.734 orang, dengan jumlah nominal sebanyak Rp28,672 miliar.

Penambahan lainnya adalah untuk pembayaran premi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan sebanyak 1.022.588 jiwa. “Data tersebut telah disinkronisasi dengan BPJS,” jelas Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.

Jumlah premi yang harus dibayar, kata Khusnul, yang semula mencapai Rp265,741 miliar bertambah menjadi Rp156,622 miliar. Sehingga pemkot akan membayar premi BPJS Kesehatan sebesar Rp422,363 miliar. “Jumlah ini, sepengetahuan saya yang terbesar di Indonesia dibayarkan oleh pemda kepada BPJS,” ungkapnya.

Selain menerima PAK APBD 2021 yang cukup tinggi, jelas Khusnul, Dinkes Surabaya juga ada kenaikan pendapatan sebesar Rp27 miliar. Sehingga pendapatan dinkes yang sebelumnya Rp116,281 miliar menjadi Rp143,355 miliar. Pendapatan didapatkan dari dana kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).

Dengan meningkatnya anggaran kesehatan ini, alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini berharap, mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan pemenuhan layanan kesehatan bagi warga Kota Surabaya. Selain itu juga bisa menjadi pelecut dinkes agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi warga.

“Selain itu juga menjadi penguat untuk kesiapsiagaan dalam menanggulangi atau pengendalian pandemi Covid-19 diwaktu yang akan datang. Kita tidak tahu, kapan pandemi ini berakhir. Bahkan ada prediksi ada lonjakan gelombang ketiga. Menjawab itu, pemkot sudah siap dengan tingginya alokasi anggaran kesehatannya,” pungkasnya.(brj)

PTM Jadi Klaster di Jateng, Komisi X DPR Minta Tracing Segera

PTM Jadi Klaster di Jateng, Komisi X DPR Minta Tracing Segera

Layarindonesia.com, Jakarta – Sebanyak 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah dinyatakan terpapar COVID-19. Komisi X DPR RI meminta dilakukan pengecekkan untuk memperjelas status penularan yang terjadi di lingkungan siswa.

“Pertama kita minta untuk dimitigasi dari pihak Satgas, dari pihak sekolah, untuk memperjelas status penularannya sebenarnya dimulai dari mana. Mitigasi ini jadi penting supaya jadi proses pembelajaran sekolah-sekolah yang lain,” kata Ketua Komisi X Syaiful Huda kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).

Syaiful juga mengatakan perlu adanya pengecekkan dengan cara PCR agar hasil dan jumlah siswa terpapar menjadi lebih akurat. Untuk itu, dia meminta agar Pemerintah Daerah memfasilitasi pengecekkan ulang tersebut.

“Saya kira itu baru rapid tes ya, jadi kita mendorong pada pemda untuk bisa memfasilitasi temen-temen bisa dilakukan tes ulang melalui PCR, tentu pasti mengeluarkan anggaran, maka itu untuk bisa digotongroyongkan pihak Pemda bisa menyiapkan berapa, nanti dana BOS sekolah mungkin ya masih ada kelonggaran budget yang bisa dipakai untuk itu. Supaya tingkat akurasinya jadi lebih pasti,” tuturnya.

Pihak sekolah sendiri diketahui melakukan pembelajaran tatap muka sebelum adanya pengecekkan dari Satgas. Terkait hal ini, Syaiful meminta seluruh pihak melakukan koordinasi tanpa saling menyalahkan.

“Terkait dengan belum keluarnya izin kemudian sudah melakukan PTM saya kira ini posisinya pihak sekolah kita minta untuk koordinasi efektif Satgas COVID, Dinas Pendidikan dan Kesehatan di Kabupaten Purbalingga. Saya berharap tidak saling menyalahkan, karena memang suasananya saya meyakini inisiatif dari sekolah untuk membuka PTM itu betul betul karena memang faktor kebutuhan. Karena sudah kejadian saya kira semangatnya untuk melakukan evaluasi bersama dan untuk perbaikan,” tuturnya.

Dia menilai, adanya penyebaran di lingkungan sekolah menjadi hal yang sebelumnya telah diprediksi. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran tatap muka perlu disertai dengan kesiapan dan penerapan protokol kesehatan.

“Tentu kita menyadari bahwa dalam suasana pemaksimalan PTM yang didorong semua pihak diberbagai daerah ini termasuk yang kami prediksikan pasti terjadi. Ketika pihak sekolah tidak menerapkan protokol kesehatan menjadi kebutuhan ceklis yang disiapkan, ini jadi penting bahwa PTM penting, tetap harus jalan, saat yang sama sekolah betul-betul harus menyiapkan protokol kesehatan secara maksimal,” kata Syaiful.

90 Siswa SMPN di Purbalingga Terpapar Corona

Diketahui, sebanyak 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah dinyatakan terpapar COVID-19. Hal itu diketahui setelah para siswa menjalani rapid test antigen yang digelar oleh pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga Senin (20/9) kemarin.

“Awalnya ada yang bergejala, Kepala sekolah kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan tes (COVID-19) ternyata hasilnya ada 90 yang dinyatakan positif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikantono, Selasa (21/9/2021).

Menurut Hanung, sebelumnya SMP N 4 Mrebet telah melakukan pembelajaran selama dua minggu. Padahal sekolah itu belum diperiksa oleh tim Satgas COVID-19 kabupaten untuk mendapatkan izin menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

“Pembelajaran itu kabarnya sudah berlangsung satu sampai dua minggu, aturannya kalau ada PTM diminta atau tidak kan kita cek dulu, jadi kita tahu kesiapannya” ujarnya

Mendapati adanya ledakan kasus itu, pihaknya akan melaksanakan isolasi terpusat bagi 90 siswa yang dinyatakan positif corona. Saat ini Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah menyiapkan gedung eks SMP N 3 Purbalingga sebagai tempat karantina.

Hanung menambahkan 90 siswa yang dinyatakan positif Corona tidak menunjukkan gejala berat. Namun untuk kehati-hatian menurutnya penanganan terbaik adalah tetap menjalankan isolasi terpusat. (dtk)

Pakar UGM Jelaskan Kopi Bisa Cegah Paparan COVID-19

Pakar UGM Jelaskan Kopi Bisa Cegah Paparan COVID-19

Layarindonesia.com, Jakarta – Kopi adalah salah satu minuman yang banyak digemari. Selain rasanya yang nikmat, kopi banyak mengandung senyawa antioksidan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Baru-baru ini, ahli menyebut kopi bisa cegah COVID-19.

Pernyataan ini disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Ir Sri Anggrahini, M.S., dalam pidato orasi ilmiah dalam puncak Dies Natalis FTP UGM ke-58 di Auditorium FTP UGM, Senin (20/9). Dalam orasinya, Sri Anggrahini menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul ‘Kopi untuk Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19′.

“Di berbagai penelitian di luar negeri kopi menduduki peringkat teratas sebagai asupan yang dinilai mampu mencegah paparan COVID-19. Hal itu mendukung banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa kopi bisa meningkatkan kekebalan tubuh karena adanya kandungan polifenol dan fenolik yang memiliki sifat antioksidan,” kata Sri dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).

Sri melanjutkan, perlu penelitian lebih lanjut mengenai kopi cegah COVID-19. Ia berharap, masyarakat Indonesia bisa terdorong untuk gemar mengonsumsi kopi dalam batas aman.

Selain itu, kopi juga ternyata dapat digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang terpapar COVID-19 atau tidak.

“Umumnya penderita COVID mengalami gejala hilangnya indera penciuman atau anosmia. Kopi bisa digunakan untuk mendeteksi gejala tersebut karena memiliki rasa dan aroma yang kuat,” ujarnya.

Sri juga menyarankan sebaiknya tidak mengonsumsi kopi dalam keadaan perut kosong. Pasalnya, meski kopi punya banyak manfaat seperti bisa cegah COVID-19, namun jika dikonsumsi saat perut kosong malah bisa menimbulkan penyakit lain.

“Minum kopi saat perut kosong bisa memungkinkan naiknya kadar gula darah, asam lambung naik dan risiko kena sakit mag,” jelasnya. (dtk)

 

Termakan Hoax Tunda Vaksin, Calon Mempelai Wanita Tewas Kena COVID-19

Termakan Hoax Tunda Vaksin, Calon Mempelai Wanita Tewas Kena COVID-19

Layarindonesia.com, Jakarta – Pasangan kekasih yang akan segera menikah terpaksa harus menundanya akibat terinfeksi Corona. Diketahui, keduanya terinfeksi virus Corona usai menunda untuk divaksinasi.

Samantha Wendell dan tunangannya, Austin Eskew, akan menikah pada 21 Agustus 2021 lalu. Sebelum menikah, keduanya dianjurkan untuk mendapat vaksinasi COVID-19.

Namun, keduanya menolak dan memilih untuk menundanya sampai menjelang bulan madu nanti. Salah satu alasannya karena Wendell ragu-ragu setelah mendapat informasi hoax dari temannya, yang menyebut bahwa vaksin Corona bisa menyebabkan kemandulan atau mengganggu kesuburannya.

“Informasi yang salah telah membunuhnya,” kata sepupu Wendell, Maria Vibandor Hayes yang dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/9/2021).

Sebelumnya, Wendell maupun Eskew yang saat itu dalam kondisi yang sehat mengadakan pesta lajang di Nashville. Namun, seminggu sebelum divaksinasi, keduanya mulai sakit.

“Dia tidak bisa berhenti batuk dan terengah-engah,” kata Eskew. Wendell pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

Setelah dites, Wendell dan Eskew positif terinfeksi COVID-19. Keduanya juga diketahui tidak memiliki kondisi mendasar atau penyakit komorbid yang bisa memperparah infeksinya.

Tetapi, Wendell mengalami gejala yang lebih serius dan harus menggunakan ventilator. Sebelum dipasangkan alat bantu tersebut, wanita 29 tahun itu sempat ingin divaksinasi.

“Itu tidak akan ada gunanya pada saat itu, tentu saja,” kata ibu Wendell, Jeaneen Wendell.

Akibatnya, pernikahan keduanya terpaksa harus diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Sampai akhirnya, dokter mengatakan bahwa Wendell tidak bisa bertahan lagi. Wendell pun dinyatakan meninggal dunia pada 10 September 2021 lalu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengkonfirmasi bahwa vaksin COVID-19 tidak menyebabkan gangguan kesuburan atau infertilitas. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan jika vaksin tersebut menjadi penyebab ketidaksuburan, baik pada pria maupun wanita.

Sebaliknya, jika tidak segera divaksinasi, virus Corona bisa berpengaruh pada kesuburan pria. Menurut penelitian Scientific American, COVID-19 bisa mengganggu ereksi dan masih bisa terjadi 9 bulan usai terinfeksi.

“COVID-19 mempengaruhi pembuluh darah yang berada di organ tubuh, dan penis tidak jauh berbeda dengan organ lain yang membutuhkan banyak darah,” kata Ranjith Ramasamy, direktur urologi reproduksi di University of Miami.

Ia meyakini bahwa virus itu juga bisa menyebabkan kerusakan pada testis. Namun, ia dan rekan-rekannya tidak menemukan adanya perubahan negatif pada kesuburan setelah vaksinasi COVID-19. (dtk)

 

Kasus Corona Singapura melonjak hingga gejala berat

Kasus Corona Singapura melonjak hingga gejala berat

Layarindonesia.com, Jakarta – Diamuk COVID-19, Singapura melaporkan kasus gejala berat dan angka pasien Corona rawat inap meningkat beberapa hari terakhir. Ratusan orang terinfeksi dari klaster besar COVID-19 seperti perkantoran hingga asrama.

Per 17 September, Singapura mencatat lebih dari 900 kasus baru COVID-19, 838 di antaranya adalah penularan komunitas dan 96 lainnya infeksi di penghuni asrama. Kementerian Kesehatan Singapura menyebut 241 di antaranya adalah lansia berusia sekitar 60 tahun.

Ditambah satu kasus impor, jumlah total kasus baru COVID-19 mencapai 935 orang.

Klaster besar

Depkes mengatakan bahwa pihaknya memantau total 12 klaster besar dengan kasus baru. Sekelompok kasus baru ditemukan di Sembcorp Marine, dengan total 26 kasus. Ada 23 anggota staf yang terinfeksi, dan tiga lainnya kontak rumah tangga.

“Klaster ini disebabkan oleh penularan di tempat kerja dengan penyebaran lebih lanjut ke kontak rumah tangga,” kata Depkes, dikutip dari Channel News Asia.

Klaster Sembcorp Marine Tuas Boulevard Yard terus meluas menjadi 107 kasus. Sementara klaster Panti Jompo Orange Valley di Simei tercatat sebanyak 17 orang positif Corona.

“Sebagian besar kasus di klaster ini adalah penghuni asrama Kian Teck Drive 38 dan semua kasus baru telah dikarantina,” kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Klaster lainnya yang lebih besar berasal dari Chinatown Complex. Ada 256 kasus yang diidentifikasi dari klaster tersebut, 187 di antaranya adalah pemilik kios dan asisten, 11 petugas kebersihan dan 58 kontak kasus dari keluarga.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan setempat mengatakan bahwa kasus di klaster rumah sakit menurun.

Kasus rawat inap meningkat

Kasus pasien Corona yang dirawat inap juga meningkat. Totalnya sebanyak 813 kasus. Meski sebagian besar dalam keadaan terkontrol dan di bawah pengawasan intensif, 90 di antaranya sakit parah dan memerlukan suplementasi oksigen, 14 lainnya kritis di unit perawatan intensif.

“Ini meningkat dibandingkan dengan 77 kasus penyakit serius dan 12 pasien dalam kondisi kritis per Kamis,” demikian laporan Depkes setempat.

“Di antara mereka yang jatuh sakit parah, 82 adalah manula di atas usia 60 tahun,” kata Depkes.

Cakupan vaksin

Catatan Depkes menunjukkan 82 persen warga Singapura telah divaksinasi lengkap, sementara yang sudah menerima satu dosis hingga Kamis (17/9/2021) adalah 84 persen.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menyebut Singapura harus siap untuk melihat kasus COVID-19 harian melebihi angka 1.000, segera. Mr Ong mencatat pada hari Jumat bahwa hari ke 26 dari gelombang saat ini menunjukkan kasus harian telah berlipat ganda setiap pekan.

“Saya pikir mari bersiap untuk kemungkinan melewati angka 1.000 segera. Itu tidak terduga, itu adalah perilaku khas gelombang transmisi yang biasanya memuncak antara empat dan hingga delapan minggu, atau 30, 40 kadang-kadang 50 hari,” katanya.

(dtk)

Isoter COVID-19 Kosong, Nakes Dialihkan untuk Vaksinasi

Isoter COVID-19 Kosong, Nakes Dialihkan untuk Vaksinasi

Layarindonesia.com, Bantul – Turunnya kasus COVID-19 di Bantul membuat sejumlah tempat isolasi terpadu atau isoter baik milik Kabupaten atau milik Kalurahan tidak lagi merawat pasien. Alhasil, nakes di tempat tersebut dialihkan untuk membantu vaksinasi.

“Jadi tren kasus (COVID-19) di Bantul turun sangat banyak. Hal ini bisa dilihat dari tingkat keterisian bed (BOR) isoter milik Kabupaten dan Kalurahan yang saat ini sudah kosong,” kata penanggungjawab isoter milik Kabupaten di Bantul dr Tarsisius Glory saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/9/2021).

Pria yang juga Direktur Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Bambanglipuro ini melanjutkan, bahwa BOR di RSLKC juga mengalami penurunan yang cukup siginifikan. Hal itu membuat pasien COVID-19 dengan kategori ringan dan sedang bisa langsung ditangani di RSLKC.

“Kalau BOR di rumah sakit lapangan (RSLKC) turun jauh di bawah 30 persen dari tempat tidur yang ada. Karena itu akan kita ambil alih penanganan pasien positif (COVID-19) langsung ke RSLKC, karena banyak bed kosong,” ujarnya.

Selain itu, Glory menyebut tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di isoter milik Kabupaten akan dialihkan untuk membantu pelaksanaan vaksinasi. Mengingat Kabupaten Bantul mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) pekan depan.

“Untuk nakes di isoter kita alihkan membantu vaksinasi. Karena kita ingin mempercepat vaksinasi untuk pelajar baik untuk SD yang usianya sudah 12 tahun, SMP, SMA dan SMK sederajat jelang PTM,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengaku capaian vaksinasi di Bantul terbilang tinggi. Bahkan, saat ini ada satu Kalurahan di Kabupaten Bantul yang telah mencapai herd immunity.

“Seperti Kalurahan Sumbermulyo jadi Kalurahan pertama yang mencapai herd immunity 100 persen. Karena itu bulan Oktober 2021 saya optimis seluruh sasaran vaksinasi di Bantul sudah selesai tervaksin,” katanya.

“Tapi ya meski target vaksinasi tercapai masyarakat tidak boleh euforia dan melupakan prokes. Karena pandemi belum selesai dan bisa saja menyebabkan COVID-19 naik lagi di Bantul,” imbuh Halim. (dtk)

RI Disebut Jadi Salah Satu Negara Terbaik Tangani COVID-19 , Apresiasi Dunia

RI Disebut Jadi Salah Satu Negara Terbaik Tangani COVID-19 , Apresiasi Dunia

layarindonesia.com, Jakarta – Penanganan COVID-19 di Indonesia disebut jadi salah satu yang terbaik di dunia karena berhasil menurunkan rasio positif lebih dari 50 persen dalam dua pekan. Penilaian John Hopkins University menyebut RI sebagai one of the best in the world dalam penanganan COVID-19.

“Sebagai salah satu yang terbaik di dunia, karena mampu menurunkan kasus hingga di bawah 58 persen dalam kurun waktu 2 minggu,” kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.

Kendati demikian, masyarakat diminta terus mewaspadai ancaman lonjakan kasus dan risiko masuknya varian virus baru. Di antaranya dengan mengikuti dan menyukseskan program vaksinasi, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Terlebih ada ancaman gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi akan datang di akhir Desember 2020. Meski tren kasus sudah menurun, ahli menilai risiko gelombang ketiga tetap perlu diwaspadai.

“Karena sebelumnya saya selalu sampaikan potensi gelombang ketiga ada September, ini potensi gelombang ketiga mundur, tadinya Oktober, mundur lagi Desember,” sebut pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman dalam diskusi daring, Jumat (17/9/2021).

Diharapkan tren perbaikan kasus tidak dimaknai dengan sikap abai protokol kesehatan. Pemerintah juga diminta menggencarkan testing dan tracing sebagai kunci penting pengendalian wabah. (dtk)

Antivaksin Meninggal Akibat COVID-19

Antivaksin Meninggal Akibat COVID-19

Bintangpos.com, Jakarta – Selain patuh protokol kesehatan, mendapatkan vaksin adalah upaya melindungi diri dari penularan COVID-19. Meski banyak masyarakat yang sudah mau disuntik vaksin Corona, tidak sedikit juga yang menolak karena disinformasi dan termakan hoaks.

Sayangnya banyak dari para antivaksin yang akhirnya meregang nyawa karena mengalami gejala parah saat terinfeksi COVID-19. Seperti diketahui, vaksin COVID-19 juga bekerja agar tubuh terhindar dari gejala parah saat tertular.

Banyak dari mereka mengaku menyesal tidak bersedia di vaksin dan baru menyadari di saat-saat terakhirnya. Berikut di antaranya dikutip detikcom dari berbagai sumber.

1. Meninggal terinfeksi Corona saat tidur

Pasangan Youtuber antivaksin Dusty dan Tristan Graham yang populer karena menjual barang-barang antik. Namun mereka juga kerap kali secara terbuka menyebut bahwa vaksinasi Corona adalah pelanggaran hak asasi dan tidak akan menerimanya.

Namun, saat terinfeksi Corona, pasangan ini terkena komplikasi dan gejala parah dan meninggal dalam tidur.

“Sayangnya Dusty dan Tristan telah meninggal dunia. Terima kasih atas semua kata-kata baik dan membantu kami selama masa sulit ini,” tulis putri pasangan itu, Windsor Graham di halaman GoFundMe.

2. Termakan hoaks vaksin bikin mandul

Pasangan asal Amerika Serikat memilih menolak vaksin COVID-19 karena termakan hoaks vaksin bisa menyebabkan kemandulan dan mengganggu kesuburan. Nahasnya, saat mereka terinfeski, keduanya mengalami gejala parah akibat Corona.

“Informasi yang salah telah membunuhnya,” kata sepupu Wendell, Maria Vibandor Hayes yang dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/9/2021).

Diceritakan, Wendell maupun Eskew yang saat itu dalam kondisi yang sehat mengadakan pesta lajang di Nashville. Namun, seminggu sebelum divaksinasi, keduanya mulai sakit. Setelah dites, keduanya positif COVID-19.

Meski tidak memiliki penyakit komorbid, mereka harus dirawat di rumah sakit dan menggunakan ventilator karena kondisinya terus memburuk. Tak lama, calon mempelai wanita harus meninggal karena COVID-19.

3. Kerap mengolok vaksin COVID-19 berujung tewas akibat Corona

Seorang pria asal California, Amerika Serikat, kerap mengolok-olok vaksin COVID-19 di media sosial. Stephen Harmon, dikenal sangat vokal dalam menentang vaksin COVID-19. Pria berusia 34 tahun ini bahkan sering membuat candaan bernada sarkastis mengenai vaksin COVID-19.

Sayangnya, pria itu kemudian dirawat setelah mengidap pneumonia dan COVID-19 di sebuah rumah sakit di kota Los Angeles. Ia lalu meninggal dunia sebulan setelah terinfeksi pada Rabu (21/7/2021).

Menjelang kematiannya, Harmon mengunggah sebuah foto untuk mendokumentasikan perjuangannya melawan COVID-19 di rumah sakit. Pada cuitan terakhirnya, Harmon mengatakan akan menggunakan alat bantuan pernapasan akibat COVID-19.

“Tidak tahu kapan saya akan bangun. Mohon doanya,” tulisnya dikutip dari BBC.

(dtk)